Komunitas

Komunitas 50+ Tepis Stigma Buruk Tentang Lansia

Menepis Stigma Buruk Tentang Lansia

Pandangan masyarakat tentang lansia yang lemah, tidak berdaya, tidak produktif, tidak berpenghasilan, kesepian, hingga sakit-sakitan melatarbelakangi pembentukan komunitas 50plus. Jim, panggilan akrap Jim Mintarjo, saat berbincang dengan Radio Lansia, merasa terganggu dengan stigma negatif ini.

Jim tidak menampik kenyataan bahwa banyak pensiunan maupun lansia dengan kualitas hidup yang semakin merosot. Namun ia meyakini lebih banyak lagi para lansia maupun pensiunan dengan pengetahuan serta pengalaman yang bisa dibagikan kepada orang lain, bahkan bisa diberdayakan agara mereka tetap bisa menjalani hidup yang semakin berkualitas.

Dokumentasi Foto Komunitas 50plus

“Latar belakangnya sebetulnya berawal dai keprihatinan saya melihat begitu banyak pensiunan yang kualitas hidup mereka itu merosot, karena banyak mereka yang bingung tidak tau harus berbuat apa. Padahal sayang sekali, banyak pensiunan yang sebetulnya orang-orang yang mempunyai pengetahuan, pengalaman, kearifan yang sangat bagus, yang tentunya akan baik sekali asset ini diberdayakan untuk juga dibagikan kepada banyak orang. Selain itu, agar pensiunan itu sendiri bisa tetap menjalani kehidupan yang semakin berkualitas dan bermakna di masa kehidupan yang mereka sebut pension,” ujarnya, Sabtu (31/8).

“Justru masa pensiun merupakan  masa yang paling baik untuk saat ini kita menentukan apa yang ingin saya lakukan sendiri dengan hidup saya. Hidup yang tidak lagi dikendalikan oleh pekerjaan kita, maupun oleh atasan kita. Ya, jadi sekarang sepenuhnya kita menjadi majikan atas hidup kita sendiri,” lanjutnya.

Pengakuan Harry B. Sumarja (66 tahun), bisa jadi pembenar apa yang disampaikan Jim. Ia mengakui komunitas 50plus berbeda dengan yang lain. Bergabung dengan komunitas 50plus membuatnya tetap aktif bahkan mendapatkan keterampilan baru yang mempunyai nilai komersil.

“Saya mengikuti, bergabung dengan komunitas 50plus sejak awal tahun 2021 karena melihat bahwa komunitas ini berbeda dengan komunitas lansia yang lain. Dimana di sini kita itu bisa menjalani kehidupan yang tetap aktif setelah memasuki masa pensiun,” ujarnya, Sabtu (31/8).

“Kemudian bisa juga membangun relasi sosial, pertemanan dengan sesama usia yang sebaya. Dan kita juga bisa membangun kemampuan, ketampilan untuk mempelajari hal-hal baru, hobi-hobi baru. Dan apabila hobi ataupun kemampuan yang baru ini bisa dikembangkan terus, bisa mempunyai nilai komersial,” tambahnya.

Pengakuan Zarima Mirafsur (50 tahun), salah seorang anggota komunitas 50plus, semakin mempertegas sekaligus menepis stigma negatif masyarakat tentang lansia.  Artis cantik sekaligus model era 90-an ini, saat berbincang dengan Radio Lansia, mengaku bahwa diusianya yang sudah memasuki 50 tahun bukan menjadi penghalang untuk berkarya.

“Jadi di usia saya yang 50 tahun, saya masih bisa berkarya dan prestasi. Jadi untuk komunitas 50 plus ini adalah wadah di mana kita terus harus berkarya dan berkarya, karena prestasi itu bisa dimulai pada saat 50 tahun ke atas. Jadi sesuai dengan pepatah mengatakan bahwa life begins at 50 gitu loh ya,” ujarnya, Sabtu (31/8).

Handrawan Nadesul, salah seorang anggota Dewan Penasihat Komunitas 50plus yang hadir pada acara ini turut menyoroti pentingnya tetap aktif dengan berbagai aktifitas meski pada usia lansia. Saat berbincang dengan Radio Lansia, Handrawan yang berprofesi sebagai dokter, penyair, dan penulis ini pun memberikan apresiasi bagi Komunitas 50plus.

“Saya kira komunitas 50+ ini berbeda dengan komunitas lansia yang lain. Kenapa? Karena memang ini  menyatukan berbagai aktifitas, dimana usia lansia itu sebetulnya juga harus aktif. Kita tau bahwa active aging itu diminta oleh WHO. Komunitas ini adalah mereka yang sudah di atas 50 tahun dan tetap aktif.  Itu yang mungkin tidak semua komunitas lansia seperti itu. Jadi aktif dalam arti menghasilkan, bukan saja bermakna untuk orang lain, untuk diri sendiri, tapi juga menghasilkan sesuatu,” jelasnya, Sabtu (31/8).

“Saya kira ini adalah komunitas yang tepat untuk kebutuhan masyarakat kita, yang mungkin selama ini tidak sadar kalau komunitas seperti ini yang harus dicari,” lanjutnya.

Dengan semangat membara, Komunitas 50plus terus berkomitmen untuk menjadi wadah yang inspiratif bagi para anggotanya. Semangat ini pun tercermin dari moto “True life begins at 50plus” (Kehidupan sejati dimulai pada usia 50plus) yang mereka usung.

Page: 1 2 3

Redaksi

Recent Posts

Seminar ‘Semua Bisa Panjang Umur’ Ajak Lansia Tingkatkan Kesehatan dan Kualitas Hidup

Radio Lansia - Paguyuban Dharma Wulan berkolaborasi dengan Rukun Senior Living menggelar seminar bertajuk “Semua…

5 months ago

Setahun Tanpa Rara, “Sepekat Anggur Sedekat Aku” Mengalun di PDS HB JASSIN

Jakarta - Suasana haru dan keakraban mewarnai Aula PDS HB Jassin, Taman Ismail Marzuki (TIM),…

5 months ago

Lantik Pengurus Baru, JuKen BKKBN Siap Kontribusi Lebih Untuk Negeri

Jakarta, Radio Lansia – Auditorium Kantor Kementerian Kependudukan dan Pembangunan Keluarga (Kemendukbangga)/BKKBN di Halim Perdana…

6 months ago

Menolak Tua! Lansia Berjaya di Sekolah Bahtera Ubhara Jaya

Radio Lansia, Jakarta - Universitas Bhayangkara Jakarta Raya (Ubhara Jaya) kembali meluncurkan Sekolah Lansia Bahtera…

8 months ago

Ratusan “Lansia Merah” Heboh rayakan Valentine dan Imlek

Radio Lansia, Jakarta – Suasana ceria dan penuh warna menghiasi Griya Dharma Wulan, Sentul pada…

8 months ago

Posbindu Sakura Harapan Jaya Garda Terdepan Jaga Kesehatan Lansia

Jakarta - Posbindu Sakura RW 08 Kelurahan Harapan Jaya, Kecamatan Bekasi Utara, kembali menggelar pelayanan…

8 months ago