Komunitas

Posbindu Sakura Harapan Jaya Garda Terdepan Jaga Kesehatan Lansia

Harapan akan Posbindu Sakura yang semakin baik, diungkapkan oleh Abdul Halim Adetan (74 tahun). “Kami harapkan ditingkatkan terus untuk Posbindu ini, karena ini sangat penting sekali untuk mencek kesehatan dalam lingkungan masyarakat, maupun untuk diri sendiri, dan masyarakat itu sendiri,” ujarnya.

Puji Rahayu, Koordinator Posbindu Kelurahan Harapan Jaya, yang turut hadir dalam kegiatan ini, menyampaikan bahwa di wilayahnya terdapat 30 Posbindu yang telah dimulai sejak tahun 2007. Ia bersyukur bahwa saat ini kondisinya sudah lebih baik, meskipun awalnya tidak mudah untuk memberikan pengertian kepada masyarakat tentang pentingnya deteksi dini kesehatan.

“Alhamdulillah ya, awalnya memang agak susah untuk memberi pengertian kepada beliau-beliau itu bahwa kita dibutuhkan di sini untuk mendeteksi kesehatan beliau,” kata Puji. “Tapi dengan segala usaha, Alhamdulillah sudah mulai pada bisa bergabung dengan kita setiap ada pemeriksaan.”

Selain berharap dukungan yang lebih baik dari pemerintah, Puji juga berharap semakin banyak masyarakat yang bergabung dan peduli pada kesehatan. “Pinginnya, pinginnya lansia yang ada di wilayah Harapan Jaya, semoga semuanya bisa sehat. Sehat dalam arti yang benar ya, sehat fisik dan sehat semuanya, menuju lansia yang bahagia lahir batinnya,” harapnya.

Kepala Puskesmas Seroja, Kelurahan Harapan Jaya, dr. Yanuar Ariando, yang juga hadir dalam kegiatan ini, mengakui pentingnya keberadaan Posbindu. “Sebenarnya kan Posbindu itu suatu wadah ya, suatu wadah dimana teman-teman yang sudah lansia ini bisa mendeteksi secara dini risiko-risiko penyakit yang kemungkinan akan dia derita,” ujarnya.

“Dan ketika sudah ketahuan penyakitnya atau ada problem, ya kita akan tindak lanjut dengan merujuk atau memeriksakan fasilitas kesehatan di mana dia terdaftar,” lanjutnya.

Meski demikian, dr. Yanuar Ariando atau biasa disapa dr. Yando ini, mengakui bahwa masih banyak masyarakat yang salah kaprah tentang peran Posbindu, sehingga enggan untuk datang. “Mungkin karena satu, mereka mungkin merasa ya tadi masih paradigma sakit. Orang-orang kita tuh kalau nggak sakit nggak mau datang, nggak mau ngecek,” ujarnya.

“Dan mereka pun berharap ketika mereka ke Posbindu itu berobat,” lanjutnya. “Padahal sebenarnya kita di sini bukan ngobatin, karena ngobatin kan sudah ke paskes di mana dia terdaftar. Nah ini yang masih PR terbesar kami untuk merubah paradigma sakit menjadi paradigma sehat,” tambahnya.

Page: 1 2

Redaksi

Recent Posts

Alun-Alun

Alun-alunbukan hanya Alun-Alun Kota Pekalongan, ~ Melainkan ada filosofi lama yang tertinggal di sana @yudhaheryawanasnawi__Pagi…

2 months ago

Melipat Waktu

Melipat WaktuYang ini sains kebingungan, padahal ini adalah keniscayaan. @yudhaheryawanasnawi. Seorang sufi pernah berkata, “Waktu…

2 months ago

Wisuda Ratusan S1 usia Senja Dari “Barat”, Tak Pernah Terlambat Menjadi Hebat

Jakarta - Balai Patriot, Kantor Walikota Bekasi, dipenuhi suasana haru dan kebahagiaan pada Jumat, 18…

3 months ago

Orangtua Itu Dan Rukunnya

Orangtua Itu dan RukunyaDan Pekalongan memberi sentuhan Pelajaran Kembali @yudhaheryawanasnawi. Setiap kali saya bermalam di…

3 months ago

Gak Cuma Sekolah, Selantang CERIA Punya Suara Emas Bikin Pangling

Bekasi, 8 Juli 2025 – Semangat dan keceriaan lansia mewarnai Revo Mall, Bekasi, pada tanggal…

3 months ago

Lembah Ciater Jadi Saksi, Komunitas 50Plus Terus Beraksi!

Jakarta, 2 Juni 2025 – Komunitas 50plus kembali menggelar acara kumpul akbar tahunan, kali ini…

4 months ago