Bekasi, 8 Juli 2025 – Semangat dan keceriaan lansia mewarnai Revo Mall, Bekasi, pada tanggal 8 Juli lalu. Sekolah Lansia Selantang Ceria Kec. Rawalumbu, bekerja sama dengan Radio Lansia, sukses menyelenggarakan Festival Suara Emas dan Evaluasi Akhir Sekolah Lansia Selantang Ceria Kec. Rawalumbu, Kota Bekasi. Acara yang diikuti oleh 141 peserta sekolah ini menjadi bukti nyata bahwa usia bukanlah penghalang untuk terus belajar dan berkarya.
Sri Kustini, Kepala Sekolah Lansia Selantang Ceria, menjelaskan bahwa kegiatan ini merupakan evaluasi akhir bagi Siswa Standar 1. “Kami akan memberikan materi-materi soal terkait semua yang pernah disampaikan kepada para peserta sekolah, baik pengetahuan tentang pengetahuan umum, juga termasuk pengetahuan tentang materi yang diberikan dari kurikulum,” ujarnya saat berbincang dengan Radio Lansia.
“Kami berharap sekolah lansia ini, setelah melaksanakan ujian, mereka akan mengikuti wisuda, setelah diwisuda mereka berarti selesai melaksanakan standar 1, kemudian bisa melanjut ke standar 2 atau S2,” tambahnya penuh harap.
Acara ini semakin istimewa dengan kehadiran Puji Prihatiningsih, Direktur Bina Ketahanan Keluarga Lanjut Usia dan Rentan, Kementerian Kependudukan dan Pembangunan Keluarga/BKKBN, yang berkenan memberikan sambutan sekaligus membuka acara. Hadir pula Camat Rawalumbu, Nia Aminah Kurniati, AP., S.IP., M.Si., drg. Dezi Syukrawati dari Dinas Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana Kota Bekasi, serta Erlin, S.Ap., dari Unit Pelaksana Teknis Daerah Kota Bekasi.
Dalam sambutannya, Puji Prihatiningsih menyoroti pentingnya pemberdayaan lansia. “Ini acara yang sangat baik sekali Bapak/Ibu. Ini adalah salah satu wujud kehadiran dari program kelanjutusiaan di Indonesia,” ungkapnya. Beliau menjelaskan bahwa Indonesia telah memasuki fase aging population sejak tahun 2021, dengan angka menembus 12% pada tahun 2024. Artinya, penduduk usia lanjut di Indonesia sudah lebih dari 10%.
“Lansia ini bukan akhir dari suatu masa kehidupan, tetapi bagaimana sesuai dengan undang-undang 13 di tahun 1998 tentang lanjut usia, ini adalah usia penduduk yang 60 tahun ke atas. Ini bukan akhir dari segalanya. Untuk itu akan menjadi peluang apabila lansia ini dapat berdaya,” tegas Puji.
Ia juga menyoroti tantangan yang ada, di mana angka ketergantungan lansia saat ini mencapai 10,78%. “Artinya dalam 100 penduduk produktif ini menanggung sekitar 10 lanjut usia. Sehingga ini memang menjadi PR buat kita semua bagaimana mewujudkan lansia ini agar dapat berdaya,” ujarnya.
Kementerian Kependudukan dan Pembangunan Keluarga/BKKBN hadir melalui program Quick Wins yang digagas oleh Menteri, yaitu SIDAYA (Lansia Berdaya). Program ini memiliki lima menu kegiatan: pemeriksaan kesehatan lansia, perawatan pendampingan jangka panjang, penciptaan sekolah lansia, penciptaan lansia entrepreneur, dan terakhir, kartu SIDAYA sebagai identitas yang diharapkan dapat memberikan kemudahan fasilitas bagi lansia.
“Tentu kami tidak bisa sendiri, butuh dukungan bersama, kolaborasi bersama antara kementerian, lembaga, universitas, mitra kerja bahkan juga dengan media-media seperti saat ini yang kita lakukan bersama dengan Radio Lansia,” tutup Puji.
Page: 1 2
Radio Lansia - Di tengah upaya pemerintah mengurangi angka pengangguran, Kementerian Ketenagakerjaan (Kemnaker) melalui Balai…
Jakarta – Aula Rumah Sakit Santa Elisabeth, Bekasi dipenuhi semangat dan keceriaan. Pada hari itu,…
Di Antara Ilmu dan CahayaBukan Hanya Al Ghazali, mungkin juga kita,Bukan Hanya Pendidik, mungkin yang…
JAKARTA – Perkumpulan Juang Kencana (JuKen) BKKBN, wadah bagi para pensiunan Badan Kependudukan dan Keluarga…
Sepuh dan Disepuhsatu dengan yang lainnya memang berbeda @yudhaheryawanasnawi Sepuh adalah kata yang mengalir pelan…
Jakarta, 23 Juli 2025 - Hotel Green Forest, Bogor, menjadi saksi bisu kehangatan dan semangat…